Langsung ke konten utama

UJIAN YANG SESUNGGUHNYA

Seorang pelajar pasti suatu saat akan ada ujian dari sekolah, entah itu ulangan harian, UTS, UAS, US ataupun UN. Sebagian siswa akan ada yang sangat serius dalam persiapan menghadapi ujian tersebut. Belajar setiap malam sesuai jadwal pelajaran esok hari. Tapi, tidak sedikit juga yang biasanya belajarnya SKS alias sitem kebut semalam. Ada juga yang sibuk membuat contekan, dan yang paling parah ada yang tidak belajar sama sekali, dia mengandalkan keahliannya dalam menyontek jawaban teman sebelah.
Itu adalah gambaran suasana menjelang ujian yang ada di sekolahmu, mungkin berbeda dengan yang ada disekolahmu.
Dalam pelaksanaan ujian/ulangan tersebut ada yang melupakan bahwasanya ujian sesungguhnya bukan hanya apa yang ada didalam lembar soal. Ujian sesungguhnya adalah apa kita mampu mengendalikan diri untuk tidak mencontek, tidak meminta jawaban teman yang istilah dalam pelajaran PAIBP adalah bentuk husnuzan pada diri sendiri. selain ujian sikap husnuzan, juga ujian kejujuran, jujur mengakui kemampuan diri sendiri. Ujian tawakkal, kadang sudah berusaha belajar sungguh-sungguh, mengerjakan soal juga maksimal. Maka tinggal tawakkal menunggu hasil. ketika hasil yang didapat belum sesuai harapan, maka disitu kita di uji kesabaran.
menurutku, ketika kita sudah maksimal menjalani proses ujian sebaik mungkin dengan tidak melakukan kecurangan namun nilai belum memuaskan itu tidak jadi masalah karena sejatinya kita sudah lulus ujian sebenarnya. Nilai hasil kejujuran lebih berkah dibanding nilai 90 atau 100 tapi karena hasil kecurangan.
Ujian selanjutnya adalah kadang waktu ujian melewati waktu shalat. Siswa sebenarnya bisa minta izin kepada pengawas untuk melaksanakan shalat terlebih dulu. Tapi yang saya sering dapati adalah mereka lebih memilih untuk menyelesaikan menjawab soal ujian ketimbang meninggalkan sebentar untuk melakukan shalat. Parahnya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tidak sebentar. Bisa jadi ketika ketika selesai menjawab soal waktu shalat sudah habis.
Nah, kawan! Mari kita sebagai orang Islam, prioritaskan ujian kehidupan, ujian sesungguhnya hadapi dengan semangat. Kita harus berusaha lulus disetiap ujian kehidupan kita. Jangan hanya semangat dalam menghadapi UAS/UN. Ujian yang senantiasa akan kita temui selama hayat masih dikandung badan dan kita akan terima ijazahnya nanti di akhirat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"الحمد لله رب العالمين " (الحمد) مبتدأ مرفوع (لله) (ل) حرف جار (الله) لفظ الجلالة مجرور, والجار والمجرور في محل رفع خبر مبتدأ [رب] : بدل مجرور بالكسرة، [العالمين] : مضاف إليه مجرور بالياء لأنه ملحق بجمع المذكر السالم؛ وقد أُلْحِقَ به لأنه ليس عَلَمًا ولا صفة. "الرحمن الرحيم" (الرحمن) صفة مجرورة بالكسرة (الرحيم) صفة مجرورة بالكسرة "مالك يوم الدين " [مالك] : نعت للجلالة المعرفة, وهو مضاف (يوم) مضاف أليه مجرور, وهو مضاف (الدين) مضاف أليه مجرور بالكسرة "إياك نعبد وإياك نستعين " [إيَّاك] : ضمير نصب منفصل مبني على السكون، في محل نصب مفعول به مقدم للاختصاص. (والكاف) حرف خطاب لا محل له من الإعراب. "اهدنا الصراط المستقيم " (اهد) فعل أمر (نا) ضمير متصل في محل نصب مفعول به [الصراط] : مفعول به ثانٍ منصوب بالفتحة. (المستقيم) صفة للصراط منصوب بالفتحة وجملة [اهدنا] استئنافية لا محل لها. "صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضالين " [صراط] : بدل كل من كل من [الصراط] منصوب. وهو بدل معرفة من معرفة. [غير] : بدل من [الذين] مجرور. و

MAKALAH MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 3 SHALAT IDAIN

DISUSUN OLEH : YUNITA SETYANINGRUM 0806010013 PENDAHULUAN Shalat idain merupakan shalat dua hari raya umat islam yaitu shalat idul fitri dan idul adha. Adapun waktu pelaksanaan shalat ini adalah satu tahun satu kali pada bulan syawal dan dzulhijjah. Shalat idain merupakan amalan yang disunnahkan, baik laki – laki, wanita, anak – anak, orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) maupun tidak (muqim), baik itu dikerjakan dengan berjamaah maupun sendirian di rumah, masjid atau tempat shalat lainnya. Hari raya idul fitri seringkali di sebut hari kemenangan setelah ujian khusus selama sebulan penuh wajah – wajah cerah nan berserti memenuhi menghadapkan wajah dengan penuh ketundukan. Sedangkan hari raya idul adha adalah hari raya kurban dimana hari raya ini adalah untuk mengasah kepedulian kita terhadap sesama yaitu dengan berbagi hewan kurban. PEMBAHASAN 1.         Hukum Shalat Idul Fi tri dan Idul Adha Hukum Shalat Idul F

KELUARGA SEBAGAI WAHANA PEMBINAAN AKHLAK ANAK

BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat (Muchtar, 2005: 43) mempunyai peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi kehidupan dan perilaku anak. Kedudukan dan fungsi keluarga dalam kehidupan manusia bersifat fundamental karena pada hakekatnya keluarga merupakan wadah pembentukan watak dan akhlak. Tempat perkembangan awal seorang anak sejak dilahirkan sampai proses pertumbuhan dan perkembangannya baik jasmani maupun rohani adalah lingkungan keluarga, oleh karena itu di dalam keluargalah dimulainya pembinaan nilai-nilai akhlak karimah ditanamkan bagi semua anggota keluarga. Peran dan tanggungjawab orang tua mendidik anak   dalam keluarga sangat dominan sebab di tangan orang tuanyalah baik dan buruknya akhlak anak . Pendidikan dan pembinaan akhlak merupakan hal paling penting dan sangat mendesak untuk dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas hidup. Dalam ajaran agama Islam masalah akhlak mendapat perhatian yang sang