Langsung ke konten utama

Ciri-ciri Jundullah

Jundullah adalah orang-orang yang telah menghitmatkan dirinya pada jalan Allah dengan membawa nilai-nilai rabbani dan menyeru manusia kepada-Nya.
Dalam Al-Qur'an surat Al Mujadillah ayat 22 disebutkan karakteristik Jundullah. Diantaranya adalah:
1. Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah.
2. Bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mu'min.
3. Bersikap keras terhadap orang-orang kafir.
4. Berjihad di jalan Allah SWT.
5. Tidak takut kepada celaan orang yang mencela.

Makna Cinta Karena Allah

Beberapa hari yang lalu (udah lama c) aku ma isa berdiskusi tentang cinta karena Allah. Hmm sebenarnya selama ini aku tidak terlalu memusingkan hal itu, tapi karena diajak diskusi jadi mau gak mau jadi mikirin deh. Nah pucuk dicinta ulam tiba nie, beberapa hari kemarin aku dapet sedikit informasi mengenai cinta karena Allah.
Tidak semua cinta bisa disebut cinta karena Allah tentunya, ataupun kalau kalian mengatakan bahwa kalian mencintai seseorang karena rasa cinta kalian pada Allah maka coba lihat kriteria dibawah ini, apa kalian sudah masuk atau belum :

1. Tidak terobsesi untuk memilikinya

Orang yang mencintai seseorang karena Allah maka dia tidak akan terobsesi untuk menjadikan orang yang dicintainya menjadi miliknya. Kenapa bisa begitu? ya karena kalau dia cinta karena Allah, dia tahu dengan pasti bahwa makhluk ciptaan Allah adalah milik Allah sepenuhnya.

Jadi ya dilihat dulu deh yang pada pacaran :D trus bilangnya cinta ma Allah, kalau emang bener-bener cinta ya gak usah terobsesi untuk memiliki gitu dong…. ya gak?. Kalau seseorang terobsesi untuk memiliki orang yang dicintainya maka kemungkinan itu adalah cinta karena nafsu, jadi hati-hati mengungkapkan perasaan cinta kalian pada seseorang dengan nama cinta keran Allah.

Tidak terobsesi juga berarti bahwa kalian siap untuk kehilangan orang yang kalian cintai itu, kalau kalian sangat takut kehilangan seseorang (sekalipun orangtua) sampai kalian berasa gak akan bisa bertahan hidup karenanya maka mungkin aja cinta kalian belum karena Allah.

2. Tidak berharap menerima balasan

Seseorang yang mencintai sesorang karena Allah maka dia tidak mengharapkan balasan apapun dari orang yang dicintainya. Kalau seandainya kalian merasa sudah mencintai teman kalian karena Allah, coba dilihat lagi apa kalian sudah ikhlas dengan kebaikan yang kalian lakukan padanya atau belum?

Kalau kita masih berharap dan merasa suatu saat bisa menuntut kebaikan yang sudah kalian berikan ke teman kalian, maka mungkin saja kalian belum mencintainya karena Allah. Jadi kita harus belajar untuk tidak sakit hati kalau seandainya teman kita yang sering kita bantu pada suatu saat nanti tidak bisa membantu kita, mungkin itu adalah ujian untuk menguji apakah kita benar-benar mencintainya karena Alah atau hanya karena mengharap balasan.

3. Selalu mengharap kebaikan untuknya

Ingat cerita Rasulullah yang selalu di caci maki sama seorang kafir quraisy tiap hari?, tapi justru beliaulah yang pertama kali datang menjenguk orang tersebut saat sakit. Atau gak usah jauh-jauh deh, apa kita sendiri pernah mendoa’akan kebaikan untuk orang yang sudah menyakiti kita? (mendo’akan secar tulus tentunya). Pasti sulit kan? Tapi kalau kita bisa melakukan itu, selalu mengharapkan yang terbaik untuk saudara-saudara kita (dengan apapun keburukan dan kebaikan yang pernah mereka lakukan) maka mungkin kita sudah termasuk orang yang mencintai seseorang karena Allah.

Susah untuk dilogika memang, bagaimana mungkin seseorang yang tidak saling kenal tapi karena mereka satu aqidah maka diibaratkan satu tubuh. Kesulitan orang tersebut jadi kesulitan kita juga, kebahagiannya jadi kebahagiaan kita juga. Tapi begitulah indahnya islam, sebuah ikatan aqidah yang menyatukan kita dalam ukhuwah islamiah. Bahkan ikatan aqidah itu lebih kuat daripada ikatan darah.

Nah jika kalian merasa sudah memenuhi 3 kriteria diatas, jangan tunggu lama-lama lagi untuk mengungkapkannya. Kenapa? jadi begini ceritanya : Waktu itu Rasulullah sedang bersama dengan sahabatnya, kemudian ada seorang sahabat lain yang lewat didepan mereka. Sahabat yang tadi duduk dengan Rasulullah mengatakan bahwa “Ya Rasul, aku mencintai orang tadi karena Allah”, kemudian Rasulullah berkata “Kalau memang benar maka temuilah ia sekarang dan katakan bahwa engkau mencintainya karena Allah”.

So mengungkapkan rasa cinta kita itu memang perlu, tapi yang harus digaris bawahi bahwa perasaan tersebut hendaknya kita katakan untuk muhrim kita saja. Jadi jangan bawa-bawa nama Allah kalau mau nembak cewek ato cowok buat pacaran ya?! Awas nie!!! CMIIW

http://risna1911z.wordpress.com/2009/03/26/makna-cinta-karena-allah/#more-163

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

"الحمد لله رب العالمين " (الحمد) مبتدأ مرفوع (لله) (ل) حرف جار (الله) لفظ الجلالة مجرور, والجار والمجرور في محل رفع خبر مبتدأ [رب] : بدل مجرور بالكسرة، [العالمين] : مضاف إليه مجرور بالياء لأنه ملحق بجمع المذكر السالم؛ وقد أُلْحِقَ به لأنه ليس عَلَمًا ولا صفة. "الرحمن الرحيم" (الرحمن) صفة مجرورة بالكسرة (الرحيم) صفة مجرورة بالكسرة "مالك يوم الدين " [مالك] : نعت للجلالة المعرفة, وهو مضاف (يوم) مضاف أليه مجرور, وهو مضاف (الدين) مضاف أليه مجرور بالكسرة "إياك نعبد وإياك نستعين " [إيَّاك] : ضمير نصب منفصل مبني على السكون، في محل نصب مفعول به مقدم للاختصاص. (والكاف) حرف خطاب لا محل له من الإعراب. "اهدنا الصراط المستقيم " (اهد) فعل أمر (نا) ضمير متصل في محل نصب مفعول به [الصراط] : مفعول به ثانٍ منصوب بالفتحة. (المستقيم) صفة للصراط منصوب بالفتحة وجملة [اهدنا] استئنافية لا محل لها. "صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضالين " [صراط] : بدل كل من كل من [الصراط] منصوب. وهو بدل معرفة من معرفة. [غير] : بدل من [الذين] مجرور. و

MAKALAH MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 3 SHALAT IDAIN

DISUSUN OLEH : YUNITA SETYANINGRUM 0806010013 PENDAHULUAN Shalat idain merupakan shalat dua hari raya umat islam yaitu shalat idul fitri dan idul adha. Adapun waktu pelaksanaan shalat ini adalah satu tahun satu kali pada bulan syawal dan dzulhijjah. Shalat idain merupakan amalan yang disunnahkan, baik laki – laki, wanita, anak – anak, orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) maupun tidak (muqim), baik itu dikerjakan dengan berjamaah maupun sendirian di rumah, masjid atau tempat shalat lainnya. Hari raya idul fitri seringkali di sebut hari kemenangan setelah ujian khusus selama sebulan penuh wajah – wajah cerah nan berserti memenuhi menghadapkan wajah dengan penuh ketundukan. Sedangkan hari raya idul adha adalah hari raya kurban dimana hari raya ini adalah untuk mengasah kepedulian kita terhadap sesama yaitu dengan berbagi hewan kurban. PEMBAHASAN 1.         Hukum Shalat Idul Fi tri dan Idul Adha Hukum Shalat Idul F

KELUARGA SEBAGAI WAHANA PEMBINAAN AKHLAK ANAK

BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat (Muchtar, 2005: 43) mempunyai peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi kehidupan dan perilaku anak. Kedudukan dan fungsi keluarga dalam kehidupan manusia bersifat fundamental karena pada hakekatnya keluarga merupakan wadah pembentukan watak dan akhlak. Tempat perkembangan awal seorang anak sejak dilahirkan sampai proses pertumbuhan dan perkembangannya baik jasmani maupun rohani adalah lingkungan keluarga, oleh karena itu di dalam keluargalah dimulainya pembinaan nilai-nilai akhlak karimah ditanamkan bagi semua anggota keluarga. Peran dan tanggungjawab orang tua mendidik anak   dalam keluarga sangat dominan sebab di tangan orang tuanyalah baik dan buruknya akhlak anak . Pendidikan dan pembinaan akhlak merupakan hal paling penting dan sangat mendesak untuk dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas hidup. Dalam ajaran agama Islam masalah akhlak mendapat perhatian yang sang